Menu Navigasi

15 June 2020

Dilarang Gaptek Selama Pandemi

    Beberapa bulan terakhir, dunia digemparkan oleh munculnya virus baru yang berhasil menarik perhatian semua kalangan. Tidak bisa dipungkiri, virus yang diberi nama covid19 ini mengkhawatirkan hampir semua penduduk bumi. Termasuk Negara kita, Indonesia. Rutinitas dan segala kesibukan di luar rumah dihentikan, aktivitas yang melibatkan banyak orang tidak diperbolehkan. Keluar rumah barang sebentar saja seolah menjadi jalan pintas menuju kematian. Miris.

gaptek


    Di rumah saja, begitulah anjuran pemerintah. Tapi keramaian masih banyak kita temui. Sebagian tidak memasang telinga, sebagian yang lain hanya sebatas melawan lapar untuk nafas di keesokan hari. Diluar itu, masih banyak yang menerapkan sami’na wa atho’na (kami dengar dan kami taat). Mengulang rutinitas rumahan yang itu-itu saja sudah termasuk bagian dari menyelamatkan nyawa sendiri dan orang lain.

    Rebahan sambil memainkan ponsel menjadi pelampiasan rasa bosan paling menyenangkan selama di rumah aja. Bagaimana tidak, berselancar di dunia maya justru lebih membuka luas alam pikiran dan pandangan, bahkan melampauinya. Sebagian pengguna tekhnologi menjadi budak media yang melahap habis informasi hoaks, lalu ikut mempublikasikan. Tidak sedikit pula yang menjadikan pandemi ini sebagai kesempatan mendulang viewers dan followers, baik untuk memperoleh pendapatan atau sebatas hiburan.

    Memaksimalkan tekhnologi informasi di masa pandemi memang merupakan pilihan yang tepat. Mengingat hampir semua rutinitas offline di-online-kan. Tidak terbantahkan, situasi ini mengubah pola hidup masyarakat. Mereka yang kemarin gaptek, keadaan memaksanya melek tekhnologi. Selain melihat sisi buruk pandemi, juga perlu menyadari sisi positif yang ada di sekitar.

Informasi tekhnologi saat ini menjadi solusi dari segala keluhan di masa pandemi. Apa saja fungsi tekhnologi informasi di tengah mewabahnya covid19? Berikut ulasannya:

  • .       Memudahkan Informasi

Segala sesuatu yang terjadi di luar sana dapat dengan mudah diperoleh di balik layar genggaman maupun di komputer. Tidak bisa dipungkiri, dunia membutuhkannya untuk tetap update meski di rumah saja. Namun, sebagian pengguna masih menyalahgunakan kesempatan ini dengan berbagai tujuan tertentu.

Sebagai pengguna yang cerdas, sudah seharusnya memilah informasi yang beredar dan mencari kebenarannya terlebih dahulu sebelum membagikan. Tidak sedikit kasus yang terjadi selama pandemi akibat menyebarkan berita hoaks. Tidak sedikit pula yang berakhir di jeruji besi hanya karena nekat menyalahgunakan tekhnologi dengan menyebarkan informasi bohong.

 

  • .       Menjalin Silaturrahmi

“Semua karena corona” begitulah ungkapan protes para perindu yang stay at home berbulan –bulan lamanya. Tapi, untung saja kehadiran tekhnologi menyamarkan sekat untuk tetap bertatap muka di balik layar, haha-hihi di room chat dan saling berbagi cerita meski tidak bersama.

Benarlah pernyataan lama itu bahwa dunia memang sempit, adanya tekhnologi menjadikan segalanya seolah tidak ada jarak dan kehadiran covid19 semakin menjadikannya tanpa sekat. Tapi memang seharusnya demikian untuk tetap menjalin keakraban dengan kerabat dan sahabat yang terpisah jarak.

 

  • .       Menambah Pendapatan

Ketika serba online, maka hal ini menjadi peluang untuk memperoleh pendapatan di rumah aja. Akibat pandemi, pengunjung toko online semakin membludak dari hari biasanya. Hal ini menjadi peluang untuk memaksimalkan tekhnologi sebagai alternatif untuk mendapatkan pemasukan. Selain jual-beli online, tidak sedikit pula yang mengisi waktu sekaligus mendapatkan uang jajan dari aplikasi dan games.

  • Memudahkan Sistem Pembelajaran Daring
Tidak ada pilihan selain melanjutkan proses belajar-mengajar dengan bantuan tekhnologi. Hal ini menjadi alasan kenapa dilarang gaptek selama pandemi. Bukan hanya diperuntutkan bagi mahasiswa yang dianggap sudah cumlaude perihal tekhnologi, siswa tingkat dasar pun harus memiliki android untuk terhubung dengan kawan dan guru. Bahkan ada banyak kampus yang telah menerapkan wisuda online dengan berbagai macam istilah, Wisuda LDR misalnya. 

Kegiatan apa saja yang bisa dilakukan di rumah selain scroll berita, stalking mantan, nyinyirin warga maya atau promosi yang berujung emosi??

1.       Alih Profesi menjadi Youtuber

Banyak yang beranggapan bahwa youtube hanya milik mereka yang terkenal saja, kelas artis. Padahal youtube telah menjadi wadah untuk berkarya, menyajikan konten yang mendidik. Selain itu, youtube menjadi ladang subur bagi para creator video. Pendapatan yang diperolehnya pun tidak tanggung-tanggung, meraup rupiah senilai puluhan juta hingga ratusan miliar per bulan jelaslah menggiurkan.

Siapa yang tidak mengenal Atta Halilintar, merupakan youtuber dengan jumlah subscriber terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Menjadi inspirator para youtuber lain untuk tetap berkarya dan membuat konten menarik dan mengibur.

Di tengah pandemi, saatnya memulai kebiasaan baru untuk mengisi waktu luang sekaligus mulai berinvestasi menggunakan tekhnologi.

2.       Alih Profesi Menjadi Blogger

Peluang besar bagi para blogger untuk memproduksi puluhan artikel perhari sambil rebahan. Mengingat, pengguna media sosial lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya, mencari berita terupdate atau sekaligus membaca humor di google. Saatnya membuat akun sendiri agar tidak selalu menjadi penikmat karya orang lain.

Namun, banyak yang beranggapan bahwa menjadi blogger harus bermodalkan dompet tebel untuk hosting dan domain. Padahal, ada banyak situs yang menawarkan jasa hosting murah beserta domain yang harganya terjangkau.

Memang tidak masalah menggunakan domain gratisan, tapi domain berbayar jauh lebih menarik netizen untuk mengunjungi website. Tidak sedikit pula readers merasa perlu cek domain terlebih dahulu untuk memastikan website tersebut layak dibaca atau tidak. Tidak salah, karena siapapun  bisa mengotak-atik dan asal merangkai kalimat di website sehingga domain pun menjadi nilai plus bagi pengunjung blog.

3.       Freelancer

Freelancer atau pekerja lepas juga menjadi pilihan tepat untuk mengisi waktu di masa pandemi. Mengerjakan proyek di rumah saja tentu saja bisa mengurangi rasa bosan menunggu keadaan membaik. Pekerjaan freelance cukup banyak dan berhubungan dengan tekhnologi informasi, misalnya pengembang situs web, desain, penerjemah, copywriter dsb.

Ada beberapa perusahaan yang membutuhkan pekerja lepas, hanya saja pendapatan freelancer tidak tetap atau fluktuatif. Tapi hal ini tidak menjadi masalah, masih lebih baik daripada sekadar rebahan tanpa kesibukan yang bermanfaat.

Produktif atau tidak, tergantung dari pengguna tekhnologi itu sendiri. Mau mencoba atau memilih bodo amat dengan situasi saat ini. Setelah pandemi berakhir, keluar dengan pribadi dan ilmu baru atau tanpa perubahan apapun. Masa pandemi adalah kesempatan emas untuk berkarya selama di rumah aja.